KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan limpahan rahmatNya kami sebagai penulis sangat bahaagia sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Masa depan keperawatan mejanjikan perubahan dinamik
dan tantangan berkelanjutan. Perawat masa datang membutuhkan dasar pengetahuan
luas untuk memberikan perawatan yang professional. Peran perawat meliputi
memilih arahan dalam memberikan praktek keperawatan kesehatan secara nasional.
Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, penyakit cacar air masih
sering dianggap remeh, meski bisa sembuh sendiri, sesungguhnya perlu untuk
mewaspadai kompliksinya.
Makalah ini ditulis nutuk memberikan wawasan dan
penjelasan tentang penyakit cacar air, bagaimana proses penularannya, kapan
masa inkubasinya, apa gejalanya, siapa saja yang rentan, dan bagaimana
pencegahannya.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu kami mengharapkan kepada
pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan sumbangsihnya
berupa kritik dan sarannya demi kesempurnaan makalah ini.
........., .... ...... 20...
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
................................................................................................... i
Daftar si
............................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan .................................................................................. 1
I. Latar belakang ............................................................................ 1
II. Rumusan Masalah ……………………………………… ……..... 2
III.
Tujuan …………………………………………………............. 2
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 3
Varicella Zoster / cacar air …………………………….………...................... 3
Cacar Air Pada anak …………………………………….……….. 4
Proses Eksositosis oleh virus ……………………………..…....…. 6
BAB III. PENUTUP
..................................................................................... 12
Kesimpulan
................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cacar air merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan oleh
virus varisela zoster. Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta
sentuhan langsung dengan cairan dalam lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya
tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak sehat; adakalanya cacar air akan
menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada kulit yang
mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa yang
menderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih parah.
Cacar air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika
terjangkit sewaktu hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut,
pada tiap golongan usia. Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10 sampai 21
hari, diikuti dengan ruam berbintik merah pada mulanya, yang kemudian menjadi
lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya timbul di badan,
muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita infeksi cacar air
mengalami demam dan merasa kurang sehat dan mungkin merasa gatal sekali.
Siapapun yang belum pernah menderita cacar air dapat terjangkit. Siapapun yang
pernah menderita cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Sekitar
75% dari masyarakat menderita infeksi cacar air sebelum usia 12 tahun.
June M. Thomson mendefinisikan
varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z
virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak, yang
ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa
makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama
3-4 hari dan dapat meninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).
Sedangkan menurut Adhi Djuanda
varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut
primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa yang secara
klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian
sentral tubuh (Djuanda, 1993).
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk
mengetahui tentang penyakit cacar air yang menginfeksi 75%
masyarakat sebelum umur 12 tahun, mngetahui gejala dan pengobatan dar cacar air ini sendiri.
C Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini adalah adalah pembaca bisa dapat
mengerti tentang cacar air dan penanggulangannya
serta mampu membantu mengambil tindakan awal untuk membantu penderita serta masih banyak lagi yang lainya yang penulis ceritakan di
dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
MIKROBIOLOGI VARICELLA ZOSTER
Varicella zoster
Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada
anak-anak. 90% kasus cacar air dialami oleh anak-anak yang berusia kurang dari
10 tahun, dan lebih dari 90% orang telah mengalami penyakit cacar air pada usia
15 tahun. Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer dari virus
varicella zoster, namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari
tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan
menyebabkan herpes zoster atau cacar ular. Herpes zoster hanya terjadi sekali
seumur hidup dan pada usia di atas 60 tahun.
Morfologi
Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi.
Pembungkus ini mengandung DNA, lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat
menghilangkan eter. Berbentuk bulat.
Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang
berukuran 140-200 μ, berinti DNA.
Klasifikasi Varicella Zoster
Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:
Family
: Herpesviridae
sub family :
Alphaherpesvirinae
Genus
:
Varicellovirus
Species
: Varicella zoster
CACAR
AIR PADA ANAK
Varisela
berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan
istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox.
Varisela adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Varicella
zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Pada umumnya menyerang
anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa yang belum pernah terkena
sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-9 tahun).
Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah. Bersifat sangat
menular dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7 hari
setelah munculnya gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dan
percikan ludah (droplet infection).
Masa
inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama)
biasanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah dengan pemberian
zoster imun globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang mengalami
penyembuhan dari herpes zoster, atau dengan varicella - zoster imun globulin
(VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang mengandung titer antibodi spesifik
yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan
vaksin varisela zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan
satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan
kekebalan menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan
sekali saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10 tahun.
Secara
umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka
akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain
atau ke orang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat
ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika
seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan terkena
cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat
herpes zoster.
Persoalannya,
tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air atau belum.
Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu
menimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya mirip
demam biasa yang beberapa hari kemudian sembuh sendiri. Namun, di saat ia
dewasa, virusnya tiba-tiba langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan
gejala lebih berat.
Lokasi
munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang selama
itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan
lokasi serangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau
beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya bisa
meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun, kebanyakan
hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.
Mengingat
umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jika serangan sampai
terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini
cuma mitos. Namun bisa diartikan juga, jika herpes zoster sudah menyerang
beberapa area persarafan, penyakitnya memang tergolong parah. Apalagi jika usia
penderita masih tergolong muda.
Virus
Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion
akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan
gejala dalam bentuk herpes zoster. Cepatnya penanganan herpes zoster penting
agar tidak menimbulkan gejala sisa, yang disebut nyeri pascaherpes atau
postherpetic neuralgia.
Penyakit
ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan sampai
terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun. Terjadinya nyeri
pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat varisela zoster bikin ulah.
Akibatnya, virus sempat merusak atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf
di sekitarnya. Jika gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan
sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal
nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti
terbakar.
Faktor
usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pascaherpes. Semakin tua seseorang
saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri.
Jumlah mantan penderita herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes
kira-kira 10 - 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di
atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.
Penderita
herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, misalnya sampai ke
mata, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri pascaherpes. Pada serangan
yang sampai menuju ke mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke
dokter mata, agar kerusakan saraf di sekitarnya dapat dicegah. Kerusakan saraf
yang disebabkan herpes zoster sangat sulit dipulihkan - jika tidak bisa
dibilang tidak akan bisa sembuh.Setiap pasien juga punya pengobatan sendiri yang
berbeda tergantung kecocokannya. Untuk kasus seperti ini, dokter spesialis
kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti ahli
saraf, rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena
derita nyeri berlebihan bisa mengakibatkan depresi.
Kendati
dapat sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan adalah komplikasinya
yang sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya adalah rdang paru-paru
yang biasanya disebabkan oleh inspeksi sekunder, tapi dapat disembuhkan. Radang
otak juga ,emjadi komplikasi akibat penyakit ini, walaupun bisa disembuhkan,
namun dapat meninggalkan gejala sisa seperti kejang, retardasi mental dan
gangguan tigkah laku.
Proses eksositosis oleh virus
Gejala
Gejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah
terinfeksi. Pada anak-anak yang usianya berkisar 10 tahun gejala pertamanya
adalah sakit kepala, demam sedang, dan rasa tidak enak di badan.Gejala tersebut
tidak ditemukan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan akan menjadi gejala
yang berat jika menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama setelah
timbulnya gejala awal, muncul ruam di badan dan kemudian tersebar ke wajah,
tangan, dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di selaput mukosa seperti di
bagian dalam mulut atau vagina. Ruam yang awalnya berbentuk bintik-bintik merah
datar (makula), akan menjadi bintik-bintik menonjol (papula), membentuk lepuhan
berisi cairan (vesikel), yang terasa gatal, dan pada akhirnya mengering. Proses
ini memakan waktu 6-8 jam, selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan
baru.
Pada hari kelima biasanya tidak
terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam, dan
akan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari Penularan.
Virus varicella zoster menyebar
melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh rendah dapat terserang virus ini.
Penularan dapat muncul sejak 48 jam sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari
setelahnya. Setelah tertular, biasanya dibutuhkan waktusekiter 10-21 hari
gejala pertama muncul. Jangka waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi. Cacar
air ditularkan melalui udara prnapasan, kontak langsung dengan cairan ruam, dan
kontak dengan cairan yang tekena cairan ruam, seperti handuk, seprei, atau
selimut.
Pengobatan
Pengobatan di rumah pada cacar air
ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat dilakukan dengan:
- Istirahat secukupnya
- Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari pertama untuk mengurangi rasa gatal
- Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
- Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2% atau mentol 1-2%
- Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah menggaruk ruam-ruam
- Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat ruam di dalam mulut.
- Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan hindari juga garam
- Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
- Menjaga kebersihan tangan
- Kuku dipotong pendek
- Baju harus kering dan bersih
Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:
- Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
- Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
- Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia lebih dari 2 tahun atau remaja karena pada remaja, penyaakit ini lebih berat)
- Obat anti-virus vidarabin
Pencegahan
Cacar air dapat dicegah dengan
melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan pada kelompok-kelompok berikut:
- Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu dosis vaksin
- Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu dosis vaksin
- Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di lingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air
- Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam kondisi sedang hamil
- Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan anak-anak
- Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air
Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan
terhadap virus penyebab cacar air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-kelompok
tertentu:
- Orang dengan sistem kekebalan rendah
- Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena cacar air sebelumnya
- Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kahamilan kurang dari 28 minggu atau berat lahirnya kurang dari 1000 gram
- Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau yang mengalami cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah persalinan
Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang
terutama anak-anak tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Tranmisi penyakit
ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hati dihitung dari timbulnya
gejala kulit.
Etiologi
Penyebab dari varisela adalah virus
varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer
virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi
(keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit ini
berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala prodromal, yakni demam
yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya
erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah
menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel
akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini
berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran
polimorfi.
Penyebarannya terutama didaerah
badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta
dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika
terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional
(lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
Komplikasi
Komplikasi pada anak-anak umumnya
jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa, berupa ensepalitis,
pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjunctivitis,
otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.
Infeksi yang timbul pada trimester
pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan konginetal, sedangkan infeksi yang
terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela konginetal
pada neonatus.
Pembantu Diagnosis
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan
hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan
akan didapati sel datia berinti banyak (multinukleated).
Diagnosis Banding
Harus dibedakan dengan variola,
penyakit ini lebih berat, memberi gambaran monomorf, dan penyebarannya dimulai
dari bagian akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki.
Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat simtomatik
dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat
diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti
gatal (antipruritus) seperti menthol, kamfor dll, untuk mencegah pecahnya
vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi
sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat pula
diberikan obat-obat anti virus seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400 mg
sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu dapat pula diberikan
imunotimulator seperti isoprinosin. Satu tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat
badan sehari, dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari. Umumnya dosis untuk orang
dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan sampai penyakit
membaik. Obat ini diberikan jika lama penyakitnya telah lebih 3 hari.
Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan
senantiasa memperhatikan kebersihan (hygiene) diri dan lingkungan memberikan
prognosis yang baik dan kemungkinan terbentuknya jaringan parut hanya sedikit,
kecuali jika klien melakukan garukan/tindakan lain yang menyebabkan kerusakan
kulit lebih dalam.
Pengkajian
- Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.
- Pada kulit dan membran mukosa :
Lesi dalam berbagai tahap
perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari
kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada
badan dan menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula
terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.
- Suhu : dapat terjadi demam antara 38°-39° C
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Aktual atau potensial gangguan integritas kulit
- Anjurkan mandi secara teratur
- Hindari menggaruk lesi
- Gunakan pakaian yang halus/lembut
Gangguan rasa nyaman : nyeri
- Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.
- Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang adekuat.
Potensial penularan infeksi
· Lakukan isolasi (strict isolation) :
Prosedur strict isolation :
a) Ruangan
tersendiri; pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena organisme
yang sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.
b) Gunakan
masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk kedalam
ruangan.
c) Selalu
cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan
terkontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.
d) Semua
benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan kedalam tempat khusus
dan diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau diproses ulang kembali
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Cacar
air (Varisela) adalah penyakit infeksi menuklar yang disebabkan oleh virus
Varisella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit, dapat dicegah
dengan pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) atau dengan Varisella-Zoster
Globulin (VIZIG). Pemberian vaksin ini dapat dilakukan dengan tiga tahap, untuk
hasil kekebalan yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
- Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.
- June M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company, Toronto.
- Lorden.blospot.com
- Carpenito. 1997. Penerapam Pada Praktek Klinis. Salemba. Jakarta
- http://iyan1603.blogspot.com/2008/12/cacar-air-pada-anak-anak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar