KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “ ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN VARICELLA (CACAR AIR) “ dapat diselesaikan tepat
waktu .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tanpa bantuan dari berbagai pihak makalah ini tidak akan terwujud, untuk itu
dengan penuh kerendahan hati perkenangkannlah penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Hilmi
Yumni, MKep. Sp.Mat.. Selaku ketua prodi keperawatan Soetopo Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan kemenkes Surabaya
2. Ibu
Endang Ninik selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami
3. PJMK
(Penanggung jawab Mata Kuliah) keperawatan Anak yang telah memberikan informasi
untuk kerangka makalah ini
4. Rekan-rekan
mahasiswa angkatan 2010 program studi keperawatan Soetopo, senansip
seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan semangat pada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini .
5. Semua
teman , sahabat dan saudara yang belum sempat tersebut diatas, terimaksih
karena kalian selalu ada di hatiku selamanya .
Surabaya, Maret 2012
Penulis
BAB I
KONSEP DASAR
- Pengertian
June M.
Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus
varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya
menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit
berupa makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel
selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).
Sedangkan
menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau chickenpox
adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi
terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).
- Epidimiologi
1.
Frekuensi
Di Amerika Serikat, frekuensi tergantung musim,
biasanya bulan Maret dan April. Sebelum faksin diseberkan, dilaporkan terjadi 4
juta kasus Varicella. Penyakit ini responsibel pada 11.000 kasus dirumah
sakitdalam setahun dan terjadi 50-100 kasus kematian. Saat ini, kurang dari 10
kematian dalam setahun menimpa mereka yang belum diiminisasi. Sedangkan yang
Internasional, secara Universal varicella cenderung merata, diperkirakan
terjadi 60 juta kasus dalam setahun. Varicella lebih pengaruh pada individu
yang tidak mempunyai kekebalan. Mungkin ada 80 – 90 juta kasus diseluruh Dunia.
2.
Morbilita /
Morbiditas
·
Banyak terjadi
pada anak usia 1 – 4 tahun, diperkirakan dua kematian tiap 10.000 kasus
·
Kebanyakan
kematian di Amerika Serikat terjadi sebelum ada vaksinasi dan bersama dengan
ensefalitis pneumonia, infeksi bakteri sekunder, dan syndroma Reye.
·
Mortalitas pada
anak-anak dengan immunocompromised lebih tinggi.
·
Penyakit ini
lebih serius pada neonatus, tergantung kapan infeksi terhadap ibunya.
3.
Ras
Tidak ada predileksi ras tertentu.
4.
Sex
Tidak ada predileksi jenis kelamin.
5.
Umur
Incidine tertinggi varicella pada anak 1 – 6 tahun,
Anak dengan umur lebih dari 14 tahun hanya sekitar 10% dari kasus Varicella.
- Patofisiologi
- Manifestasi klinis
Manifestasi
Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal, stadium erupsi.
- Stadium Prodormal
timbul 10-21
hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan merasakan demam yang tidak
terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia, dan malaise.
- Stadium erupsi
1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew
drops on rose petals” tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara
cepat akan terdapat badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan
yang tertutup, jarang pada telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya
bersifat sentrifugal (dari pusat).
Total lesi yang
ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula kemudian berubah menjadi papulla,
vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini disertai rasa gatal. Perubahan ini
hanya berlangsung dalam 8-12 jam, sehingga varisella secara khas dalam
perjalanan penyakitnya didapatkan bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam
waktu yang bersamaan, ini disebut polimorf.
Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan
membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan
yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak
umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti
tetesan air mata/embun “tear drops”.
- Faktor Resiko
1. Neonatus
pada bulan pertama memungkinkan terkena vericella yang berat, kecuali ibunya
dengan seronegatif.
2. Orang
dewasa
3. Pasien
yang sedang mendapat terapi steroid dosis tinggi dalam pengobatan 2 minggu.
4. Pasien
dengan penyakit keganasan, semua pasien anak kecil dengan kanker beresiko
menderita varicella yang berat.
5. Stadium
immunocompromised misal, keganasan sedang terapi antimalignansi, HIV, dan semua
kondisi imunodesiensi didapat maupun congenital.
6. Wanita
yang sedang hamil beresiko tinggi varicella, terutama dengan pneumonia.
- Komplikasi
1. Infeksi
bakteri sekunder.
2. Komplikasi
pada SSP (ataksia cereberal post infeksi akut, ensefalitis, Sindroma Reya, meningitis
aseptik, GBS, dan poliradikulitis.)
3. Pneumonia
4. Herpes
Zoster
5. Otitis
Media
6. Trombositopenia
7. Hepatitis
8. Glumerulonefritis
9. Varicella
Hemoragik
- Diagnosa Banding
1. Pemfigoid
bulosa
2. Dermatitis
Herpetiformis
3. Drug
Eruption
4. Eritema
Multiforme
5. Herpes
Simplek
6. Impetigo
7. Insect
Bite
8. Syphilis
- Pencegahan
1.
Vaksinasi
a) Vaksin
varicella terdiri dari virus varicella yang dilemahkan
b) Pemberian
vaksin varicella telah memberikan perlindungan terhadap varicella hingga 70 –
100% , dan vaksin lebih efektif apabila diberikan pada anak setelah usia 1
tahun.
2.
Imunoglobin Varicella Zoster (VZIG)
a) Diberikan
sebagai profilaksis setelah terpapar virus, dan terutama pada orang-orang
dengan resiko tinggi.
b) Dosis
yang diberikan adalah125 IU / 10 kbBB. 125 IU adalah dosis minimal, sedangkan
dosis maksimal adalah 625 IU dan diberikan secara intramuskular.
c) VZIG
hanya mengurangi komplikasi dan menurunkan angka kematian varicella sehingga
pada orang-orang yang tidak mengalami gangguan imunologi lebih baik diberikan
vaksin vericella.
Indikasi
pemberian VZIG :
·
Bayi baru lahir dari ibu yang menderita
vericella 5 hari sebelum sampai 2 hari setelah melahirkan
·
Anak-anak dengan leukimia atau limfoma
yang belum divaksinasi
·
Penderita dengan HIV AIDS atau dengan
imunodefisiensi
·
Penderita yang mendapatkan terapi
imunosupresan (steroid sistemik)
·
Wanita hamil
Orang-orang
dengan sistem imun yang lemah dan belum pernah menderita varicella.
- Penatalaksanaan
- Penderita sebaiknya diisolasi dari penderita lain.
- Antihistamin oral seperti Diphenhydramine Hydroxyzine diberikan bila pruritus hebat. Pemberiannya sebaiknya secara topikal karena toksisitasnya. Dapat terjadi absorpsi sistemik.
- Aceteminofen diberikan untuk mengurangi demam.
- Acyclovir intravena direkomendasikan hanya pada penderita anak-anak yang immunocompromisid atau dengan pneumonia atau ensefelitis varicella.
- Acyclovir oral sebaiknya diberikan pada penderita yang lebih dewasa pada saat awal sakit.
- VZIG diberikan 96 jam setelah terpapar pada orang-orang dengan resiko tinggi.
- Prognosis
- Pada varicella tidak berat prognosis baik.
- Angka kematian dari pneumonia varicella adalah 10% pada orang-orang dengan sistem imun baik, dan 30% pada penderita yang immunocompromised
- Bila seseorang telah terinfeksi varicella, akan memberikan ketahanan seumur hidup walaupun terinfeksi sekunder pernah dilaporkan.
- Angak morbiditas dan mortalitas cukup tinggi terjadi pada anak-anak yang menderita varicella dengan immunocompromised
- Bila varicella terjadi pada neonatus, angka kematian dapat mencapai hingga 30%.Pada neonatus kematian umumnya disebabkan karena gagal napas akut, sedangkan pada anak dengan degenerasi maligna dan immunodefisiensi tanpa vaksinasi atau pengobatan antivirus, kematian biasanya disebabkan oleh komplikasinya. Komplikasi tersering yang menyebabkan kematian adalah pneumonia dan ensefalitis.
- Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- Pencitraan
Foto
thorax diindikasikan bila pada penderita menunjukkan adanya tanda-tanda
gangguan pulmonal.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
VARICELLA
(CACAR AIR)
- Pengkajian
- Data subjektif
Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit
kepala.
- Data Objektif
a. Integumen : kulit hangat, pucat. adanya bintik-bintik kemerahan
pda kulit yang berisi cairan jernih. Pada kulit dan membran mukosa : Lesi dalam
berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul
selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta
yang dimulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal ke muka dan
ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.
b. Suhu : dapat terjadi demam antara 380-390 C.
c. Metabolik : peningkatan
suhu tubuh.
d. Psikologis : menarik diri.
e. GI : anoreksia.
f. Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.
- Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan leukosit biasanya mennjukkan hasil yang normal,
rendah, atau meningkat sedikit. Multinucleated giant cells pada pemeriksaan
Tzanck smear dari lepuhan kulit. Hasil positif pada pemeriksaan kultur
jaringan.
- Diagnosa Keperawatan
1)
Resiko tinggi terjadi
infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
2)
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan erupsi pada kulit.
3)
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan kurangnya intake makanan.
4)
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan luka pada kulit.
5)
Kurang pengetahuan tentang
kondisi dan kebutuhan pengobatan.
- Intervensi
1)
Resiko tinggi terjadi
infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.
Intervensi :
Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.
Intervensi :
o
Tekankan pentingnya teknik
cuci tangan yang baik untuk semua individu yang dating kontak dengan pasien
R/ Mencegah kontaminasi
silang, menurunkan resiko infeksi
o
Gunakan sarung tangan,
masker dan teknik aseptic selama perawatan
R/ Mencegah masuknya organism infeksius
R/ Mencegah masuknya organism infeksius
o
Awasi atau batasi pengunjung
bila perlu
R/ Mencegah kontaminasi
silang dari pengunjung
o
Cukur atau ikat rambut di
sekitar daerah yang terdapat erupsi
R/ Rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri
R/ Rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri
o
Bersihkan jaringan nekrotik
yang lepas
R/ Meningkatkan penyembuhan
o
Awasi tanda-tanda vital
R/ Indikator terjadinya
infeksi.
2) Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan erupsi pada kulit.
Tujuan : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan
Intervensi :
Tujuan : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan
Intervensi :
o
Pertahankan jaringan
nekrotik dan kondisi sekitar luka
R/ Mengetahui keadaan
integritas kulit
o
Berikan perawatan kulit
R/ Menghindari gangguan integritas kulit
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan
kurangnya intake makanan.
Tujuan : terpenuhinya
kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan
Intervensi :
Intervensi :
o
Berikan makanan sedikit tapi
sering
R/ Membantu mencegah ketidaknyamanan dan
meningkatkan pemasukan
o
Pastikan makanan yang disukai/tidak
disukai. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah
R/ Meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat memperbaiki pemasukan
R/ Meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat memperbaiki pemasukan
4)
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan luka pada kulit.
Tujuan : pasien dapat menerima keadaan tubuh
Intervensi :
Tujuan : pasien dapat menerima keadaan tubuh
Intervensi :
o
Bantu memaksimalkan kemampuan
yang dimiliki pasien saatini
R/ Memanfaatkan kemampuan dan menutupi
kekurangan
o
Eksplorasi aktivitas baru
yang dapat dilakukan
R/ Memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.
5) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.
Tujuan : adanyan pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
Tujuan : adanyan pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
o
Diskusikan perawatan erupsi pada kulit
R/ Meningkatkan kemampuan
perawatan diri dan meningkatkan kemandirian.
- Implementasi
1)
Resiko tinggi terjadi
infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.Menekankan pentingnya
teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan
pasien.
a. Menggunakan skort,masker, sarung tangan dan teknik aseptik selama
perawatan luka.
b. Mengawasi atau membatasi pengunjung bila perlu.
c. Mencukur atau mengikat rambut disekitar daerah yang terdapat
erupsi.
d. Membersihkan jaringan mefrotik.yang lepas (termasuk pecahnya
lepuh).
e. Mengawasi tanda vital.
2)
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan erupsi pada kulit
a. Memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.
b. Memberikan perawatan kulit.
3)
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan kurangnya intake makanan.
a.
Memberikan makanan sedikit
tapi sering.
b. Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong orang te4) dekat untuk membawa makanan dari
rumah yang tepat.
4)
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan luka pada kulit.
a.
Memberikan makanan sedikit
tapi sering.
b. Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong orang
terdekat untuk membawa makanan dari rumah yang tepat.
5)
Kurang pengetahuan tentang
kondisi dan kebutuhan pengobatan.
a.
Mendiskusikan perawatan
erupsi pada kulit
- Evaluasi
Masalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi apabila :
a.
Fungsi kulit dan membran
mukosa baik dengan parut minimal.
b. Krusta berkurang
c.
Suhu kulit, kelembaban dan warna kulit
serta membran mukosa normal alami
d. Tidak
terjadi komplikasi dan infeksi sekunder
e.
Tidak terdapat kelainan neurologic
f.
Tidak terjadi kelainan respiratorik.
g. Suhu
tubuh normal.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi
Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas
Indonesia, Jakarta, 1993.
Arief,
M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3
jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Closkey,
Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
June
M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company,
Toronto.
Santosa,
Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar