Definisi
Gangguan
paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat,
hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.
Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau
kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Faktor Resiko
1. Trauma langsung pada paru
- Pneumoni virus,bakteri,fungal
- Contusio paru
- Aspirasi cairan lambung
- Inhalasi asap berlebih
- Inhalasi toksin
- Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
2. Trauma tidak langsung
- Sepsis
- Shock
- DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
- Pankreatitis
- Uremia
- Overdosis Obat
- Idiophatic (tidak diketahui)
·
Bedah Cardiobaypass yang lama
- Transfusi darah yang banyak
- PIH (Pregnand Induced Hipertension)
- Peningkatan TIK
- Terapi radiasi
Manifestasi Klinik
1.
Peningkatan jumlah pernapasan
2.
Klien mengeluh sulit bernapas,
retraksi dan sianosis
3.
Pada Auskultasi mungkin
terdapat suara napas tambahan
Patofisiologi
Timbul serangan
Trauma endotelium
paru Kerusakan Jaringan
Paru Trauma type II
dan epitelium
alveolar Pneumocytes
Peningkatan
permeabilitas Penurunan
surfactan
Edema pulmonal Penurunan pengembangan Atelektasis
paru
Alveoli terendam Hipoksemia
Abnormalitas
ventilasi-perfusi
Proses penyembuhan Fibrosis
Sembuh
? Kematian
Penata Laksanaan Medis
Tujuan Terapi :
·
Support pernapasan
·
Mengobati penyebab jika mungkin
·
Mencegah komplikasi.
Terapi :
·
Intubasi untuk pemasangan ETT
·
Pemasangan Ventilator mekanik
(Positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan keadekuatan level O2
darah.
·
Sedasi untuk mengurangi
kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
·
Pengobatan tergantung klien dan
proses penyakitnya :
v Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung &
tekanan darah.
v Antibiotik untuk mengatasi infeksi
v Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon
inflamasi dan mempertahankan stabilitas membran paru.
Data Dasar Pengkajian
Keadaan-keadaan
berikut biasanya terjadi saat periode
latent saat fungsi paru relatif masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam
setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah terjadinya sepsis) tapi secara
berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan pernafasan. Gejala fisik
yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan mana diagnosis
dibuat.
Aktivitas & Istirahat
Subyektif :
Menurunnya tenaga/kelelahan
Insomnia
Sirkulasi
Subyektif :
Riwayat pembedahan jantung/bypass
cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
Obyektif :
Tekanan darah bisa normal atau meningkat
(terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).
Heart rate :
takikardi biasa terjadi
Bunyi jantung :
normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
Disritmia dapat
terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
Kulit
dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium
lanjut)
Integritas Ego
Subyektif : Keprihatinan/ketakutan,
perasaan dekat dengan kematian
Obyektif : Restlessness,
agitasi, gemetar, iritabel, perubahan
mental.
Makanan/Cairan
Subyektif : Kehilangan
selera makan, nausea
Obyektif : Formasi
edema/perubahan berat badan
Hilang/melemahnya
bowel sounds
Neurosensori
Suby./Oby. : Gejala
truma kepala
Kelambanan mental,
disfungsi motorik
Respirasi
Subyektif : Riwayat
aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse
Kesulitan bernafas
akut atau khronis, “air hunger”
Obyektif : Respirasi
: rapid, swallow, grunting
Peningkatan
kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi intercostal
atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi.
Suara
nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara nafas
bronkhial
Perkusi
dada : Dull diatas area konsolidasi
Penurunan
dan tidak seimbangnya ekpansi dada
Peningkatan
fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi.
Sputum
encer, berbusa
Pallor
atau cyanosis
Penurunan
kesadaran, confusion
Rasa aman
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis,
transfusi darah, episode anaplastik
Seksualitas
Suby./Oby. : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia
Kebutuhan belajar
Subyektif : Riwayat ingesti obat/overdosis
Discharge Plan : Ketergantungan
sebagai efek dari kerusakan pulmonal, mungkin membutuhkan asisten saat
bepergian, shopping, self-care.
Study Diagnostik
-
Chest X-Ray
-
Blood Gas Analysis /Analisa gas
darah
-
Pulmonary Function Test
-
Shunt Measurement (Qs/Qt)
-
Alveolar-Arterial Gradient (A-a
gradient)
-
Lactic Acid Level
Prioritas Keperawatan
1.
Memperbaiki/mempertahankan
fungsi respirasi optimal dan oksigenasi
2.
Meminimalkan/mencegah
komplikasi
3.
Mempertahankan nutrisi adekuat
untuk penyembuhan/membantu fungsi pernafasan
4.
Memberikan support emosi kepada
pasien dan keluarga
5.
Memberikan informasi tentang
proses penyakit, prognose, dan kebutuhan pengobatan
Tujuan Keperawatan
1.
Bernafas spontan dengan tidal
volume adekuat
2.
Suara nafas bersih/membaik
3.
Bebas sari terjadinya
komplikasi
4.
Memandang secara realistis
terhadap situasi
5.
Proses penyakit, prognosis dan
therapi dapat dimengerti
Diagnosa Keperawatan
1.
Tidak efektifnya jalan nafas
berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal,
peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola
nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
2.
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan
alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu,
penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan Blood Gas Analysis,
dan A-a Gradient.
3.
Resiko tinggi defisit volume
cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, ke-luaran cairan kompartemental
4.
Resiko tinggi kelebihan volome
cairan berhubungan dengan edema pulmonal non Kardia.
5.
Gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah
jantung,edema,hipotensi.
6.
Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,pening katan sekresi,penurunan
kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan.
7.
Cemas/takut berhubungan dengan
krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor
fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang
dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah.
8.
Defisit pengetahuan , mengenai
kondisi , terafi yang dibutuhkan
berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang
ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya.
Intervensi
dan Rasional
- Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan :
-
Pasien dapat mempertahankan
jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-)
-
Pasien bebas dari dispneu
-
Mengeluarkan sekret tanpa
kesulitan
-
Memperlihatkan tingkah laku
mempertahankan jalan nafas
Tindakan :
Independen
-
Catat perubahan dalam bernafas
dan pola nafasnya
Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat
meningkatkan usaha dalam bernafas
-
Observasi dari penurunan
pengembangan dada dan peningkatan fremitus
Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi
cairan dan adanya cairan dapat meningkatkan fremitus
-
Catat karakteristik dari suara nafas
Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara
melewati batang tracheo branchial dan juga karena adanya cairan, mukus atau
sumbatan lain dari saluran nafas
-
Catat karakteristik dari batuk
Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada
penyebab dan etiologi dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang
banyak, tebal dan purulent
-
Pertahankan posisi tubuh/posisi
kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu
Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten
-
Kaji kemampuan batuk, latihan
nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan suction bila ada indikasi
Penimbunan sekret mengganggu ventilasi dan
predisposisi perkembangan atelektasis dan infeksi paru
-
Peningkatan oral intake jika
memungkinkan
Peningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum
Kolaboratif
-
Berikan oksigen, cairan IV ;
tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi
Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen
-
Berikan therapi aerosol,
ultrasonik nabulasasi
Dapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan
mengeluarkan sekret
-
Berikan fisiotherapi dada
misalnya : postural drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada indikasi
Meningkatkan drainase sekret paru, peningkatan
efisiensi penggunaan otot-otot pernafasan
-
Berikan bronchodilator misalnya
: aminofilin, albuteal dan mukolitik
Diberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan
viskositas sekret dan meningkatkan ventilasi
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan Blood Gas Analysis, dan A-a Gradient.
Tujuan :
-
Pasien
dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan nilai Blood
Gas Analysis normal
-
Bebas dari gejala distress
pernafasan
Tindakan :
Independen
-
Kaji status pernafasan, catat
peningkatan respirasi atau perubahan pola nafas
Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia
dan peningkatan usaha nafas
-
Catat ada tidaknya suara nafas
dan adanya bunyi nafas tambahan seperti crakles, dan wheezing
Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada
ditemukan. Crakles terjadi karena peningkatan cairan di permukaan jaringan yang
disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran alveoli – kapiler. Wheezing
terjadi karena bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas
-
Kaji adanya cyanosis
Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr
dari Hb) sebelum cyanosis muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut,
bibir yang indikasi adanya hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada
kuku dan ekstremitas adalah vasokontriksi.
-
Observasi adanya somnolen,
confusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahat
Hipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari
miokardium
-
Berikan istirahat yang cukup
dan nyaman
Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen
Kolaboratif
-
Berikan humidifier oksigen
dengan masker CPAP jika ada indikasi
Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus
dengan tekanan yang sesuai
-
Berikan pencegahan IPPB
Peningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi
-
Review X-ray dada
Memperlihatkan kongesti paru yang progresif
-
Berikan obat-obat jika ada
indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator dan ekspektorant
Untuk mencegah ARDS
- Resiko tinggi defisit volume cairan
Faktor resiko :
penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental
Tujuan :
pasien dapat
menunjukkan keadaan volume cairan normal dengan tanda tekanan darah, berat
badan, urine output pada batas normal.
Tindakan :
Independen
-
Monitor vital signs seperti
tekanan darah, heart rate, denyut nadi (jumlah dan volume)
Berkurangnya volume/keluarnya cairan dapat
meningkatkan heart rate, menurunkan tekanan darah, dan volume denyut nadi
menurun.
-
Amati perubahan kesadaran,
turgor kulit, kelembaban membran mukosa dan karakter sputum
Penurunan cardiac output mempengaruhi perfusi/fungsi
cerebral. Deficit cairan dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit,
membran mukosa kering, sekret kental.
-
Hitung intake, output dan
balance cairan. Amati “insesible loss”
Memberikan informasi tentang status cairan.
Keseimbangan cairan negatif merupakan indikasi terjadinya deficit cairan.
-
Timbang berat badan setiap hari
Perubahan yang drastis merupakan tanda penurunan total
body water
Kolaboratif
-
Berikan cairan IV dengan
observasi ketat
Mempertahankan/memperbaiki volume sirkulasi dan
tekanan osmotik. Meskipun cairan mengalami deficit, pemberian cairan IV dapat
meningkatkan kongesti paru yang dapat merusak fungsi respirasi
-
Monitor/berikan penggantian
elektrolit sesuai indikasi
Elektrolit khususnya pottasium dan sodium dapat
berkurang sebagai efek therapi deuritik.
- Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah.
Tujuan :
-
Pasien dapat mengungkapkan
perasaan cemasnya secara verbal
-
Mengakui dan mau mendiskusikan
ketakutannya, rileks dan rasa cemasnya mulai berkurang
-
Mampu menanggulangi, mampu
menggunakan sumber-sumber pendukung untuk memecahkan masalah yang dialaminya.
Tindakan
Independen:
-
Observasi peningkatan
pernafasan, agitasi, kegelisahan dan kestabilan emosi.
Hipoksemia dapat
menyebabkan kecemasan.
-
Pertahankan lingkungan yang
tenang dengan meminimalkan stimulasi. Usahakan perawatan dan prosedur tidak
menggaggu waktu istirahat.
Cemas berkurang oleh
meningkatkan relaksasi dan pengawetan energi yang digunakan.
-
Bantu dengan teknik relaksasi,
meditasi.
Memberi kesempatan untuk
pasien untuk mengendalikan kecemasannya dan merasakan sendiri dari
pengontrolannya.
-
Identifikasi persepsi pasien
dari pengobatan yang dilakukan
Menolong mengenali asal
kecemasan/ketakutan yang dialami
-
Dorong pasien untuk
mengekspresikan kecemasannya.
Langkah awal dalam
mengendalikan perasaan-perasaan yang teridentifikasi dan terekspresi.
-
Membantu menerima situsi dan
hal tersebut harus ditanggulanginya.
Menerima stress yang sedang
dialami tanpa denial, bahwa segalanya akan menjadi lebih baik.
-
Sediakan informasi tentang
keadaan yang sedang dialaminya.
Menolong pasien untuk menerima apa yang sedang terjadi dan dapat mengurangi
kecemasan/ketakutan apa yang tidak diketahuinya. Penentraman hati yang palsu
tidak menolong sebab tidak ada perawat maupun pasien tahu hasil akhir dari
permasalahan itu.
-
Identifikasi teknik pasien yang
digunakan sebelumnya untuk menanggulangi rasa cemas.
Kemampuan yang dimiliki
pasien akan meningkatkan sistem pengontrolan terhadap kecemasannya
Kolaboratif
-
Memberikan sedative sesuai
indikasi dan monitor efek yang merugikan.
Mungkin dibutuhkan untuk menolong dalam mengontrol
kecemasan dan meningkatkan istirahat. Bagaimanapun juga efek samping seperti
depresi pernafasan mungkin batas atau kontraindikasi penggunaan.
- Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya.
Tujuan :
-
Pasien dapat menerangkan
hubungan antara proses penyakit dan terafi
-
Menjelaskan secara verbal diet,
pengobatan dan cara beraktivitas
-
Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang
membutuhkan perhatian medis
-
Memformulasikan rencana untuk
follow –up
Tindakan :
Independen
-
Berikan pembelajaran dari apa
yang dibutuhkan pasien. Berikan informasi dengan jelas dan dimengerti. Kaji
potensial untuk kerjasama dengan cara pengobatan di rumah. Meliputi hal yang
dianjurkan.
Penyembuhan dari gagal
nafas mungkin memerlukan perhatian, konsentrasi dan energi untuk menerima
informasi baru. Ini meliputi tentang proses penyakit yang akan menjadi berat
atau yang sedang mengalami penyembuhan.
-
Sediakan informasi masalah
penyebab dari penyakit yang sedang dialami pasien.
ARDS adalah sebuah
komplikasi dari penyakit lain, bukan merupakan diagnosa primer. Pasien sering
bingung oleh perkembangan itu, dalam k esehatan sistem respirasi sebelumnya.
-
Instruksikan tindakan
pencegahan, jika dibutuhkan. Diskusikan cara menghindari overexertion dan
perlunya mempertahankan pola istirahat yang periodik. Hindari lingkungan yang
dingin dan orang-orang terinfeksi.
Pencegahan perlu dilakukan
selama tahap penyembuhan. Hindari faktor yang disebabkan oleh lingkungan
seperti merokok. Reaksi alergi atau infeksi yang mungkin terjadi untuk mencegah
komplikasi berikutnya.
-
Sediakan informasi baik secara
verbal atau tulisan mengenai pengobatan misalnya: tujuan, efek samping, cara
pemberian , dosis dan kapan diberikan
Merupakan instruksi bagi
pasien untuk keamanan pengobatan dan cara-cara pengobatan dapat diikutinya.
-
Kaji kembali konseling tentang
nutrisi ; kebutuhan makanan tinggi kalori
Pasien dengan masalah
respirasi yang berat biasanya kehilangan berat-badan dan anoreksia sehingga
kebutuhan nutrisi meningkat untuk penyembuhan.
-
Bimbing dalam melakukan
aktivitas.
Pasien harus menghindari
kelelahan dan menyelingi waktu istirahat dengan aktivitas dengan tujuan
meningkatkan stamina dan cegah hal yang membutuhkan oksigen yang banyak
-
Demonstrasikan teknik adaptasi
pernafasan dan cara untuk menghemat energi
selama aktivitas.
Kondisi yang lemah mungkin
membuat kesulitan untuk pasien mengatur aktivitas yang sederhana.
-
Diskusikan follow-up care
misalnya kunjungan dokter, test fungsi sistem pernafasan dan tanda/gejala yang
membutuhkan evaluasi/intervensi.
Alasan mengerti dan butuh
untuk follow up care sebaik dengan apa yang merupakan kebutuhan untuk
meningkatkan partisipasi pasien dalam hal medis dan mungkin mempertinggi
kerjasama dengan medis.
-
Kaji rencana untuk mengunjungi
pasien seperti kunjungan perawat
Mendukung selama periode
penyembuhan
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC.
Jakarta.
Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan
Kritis Pendekatan Holistik Edisi VI Volume I. Alih bahasa: Allenidekania et
all. Editor Monica Ester. EGC. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.
……… 2000. Diktat Kuliah Gawat Darurat. PSIK FK.Unair. TA:
2000/2001. Surabaya.
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. H DENGAN ARDS + SEPSIS DIRUANG ICU GBPT RSUD Dr.
SOETOMO SURABAYA
Nama Mahasiswa : Subhan
N I M :
010030170B
Ruangan :
ICU GBPT No. reg
: 177830232
Tanggal dikaji : 12 Nopember 2001, Pkl. 09.20 BBWI
I. PENGKAJIAN
I.
Identitas
Nama :
Ny. H (Perempuan) Tgl. MRS : 7
Nopember 2001
Umur :
31 thn. Jam
: 13.55 Wib.
Suku/bangsa :
Jawa/Indonesia
Diangnosa: ARDS + Sepsis
Agama :
Islam
Alamat :
Jl. Kalimas Baru 2.Lebak 6 Sby.
Pekerjaan :
Swasta
Pendidikan : SMA
Alasan MRS : Sesak
napas dan demam
II.
Nursing history
Sebelumnya
dirawat di RS.Al-Irsyad diduga DHF & sakit Liver,saat dirawat klien demam
tinggi terus menerus,batuk lalu sesak napas kemudian dirujuk keRSDS dirawat
diinterna wanita sesak napas klien tambah berat kemudian dirawat diICU GBPT
Klien menggunakan alat bantu napas ventilator mekanik (ventilator).
III. Observasi dan pemeriksaan fisik
1.
Keadaan umum
Klien
sadar,pucat, lemah dan imoblisasi total karena terpasang infus, ventilator,
dower kateter, NG tube. TB= 147 cm, BB= 45 kg
2.
Tanda – tanda vital
Suhu : 388
0 C per rectal, N : 114 x/menit, tidak teratur dan kuat, T : 112/68 mmHg
RR : 26 x/menit, pernapasan cheyne – stoke
dan GCS :
4 – X – 5 (X=ETT)
3.
Body system
3.1
Pernapasan (B1)
Hidung terpasang
NG tube. Klien terpasang endotrakeal, ada retraksi dada, sputum kental, pernapasan
dangkal. Suara napas
tambahan ronchi terdengar hampir di semua lapang paru. Bentuk dada tidak
simetris dan refleks batuk ada. menggunakan ventilator: ModeBiggler BIPAP 8, F1O2
40 %, P125,P26,T1 1 ½
3.2
Kardiovasukuler (B2)
Klien menggigil,
suhu: 388 0c, S1 S2
tunggal,murmur (-)
3.3
Persarafan (B3)
Klien CM GCS : 4 – X – 5 (verbal tidak bisa dikaji karena
menggunakan ETT ventilator). Sklera
putih, pupil dilatasi Pucat dan akral dingin basah.
3.4
Perkemihan – Eliminasi uri (B4)
Klien terpasang dower kateter dengan produksi
urine + 1650 cc/24jam
3.5
Pencernaan – Eliminasi alvi
(B5)
Untuk makan dan
minum dibantu dengan susu per NG tube dan infus.BAB diare sudah 2 hari
3.6
Tulang – otot – integument (B6)
Kemampuan
pergerakan sendi terbatas, hemiparese Ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup,
warna kulit pucat,berkeringat dingin.
3.7
Sistem endokrin
Keringat dingin,
3.8 Pengkajian Psikososial
(Dilakukan dengan menyuruh klien menulis &
memberikan isyarat menggunakan tangan serta gerak bibir).
1.
Pola pikir dan persepsi: kesulitan yang dialami klien: klien merasa terganggu dengan adanya
pipa ETT mesin ventilator yg
terpasang dimulutnya.
2.
Persepsi diri: klien khawatir dan takut dengan adanya pipa & bunyi mesin ventilator
yg terpasang .
3.
Suasana hati: klien merasa takut & khawatir dengan kondisinya apakah ia
dapat berkumpul kembali dengan ketiga anaknya.
4.
Hubungan/komunikasi: klien mudah diberikan penjelasan dan cepat memahami maksud dan
tujuan dari penjelasan tersebut walaupun dengan tulisan atau isyarat.
5.
Kehidupan keluarga:
-
Adat istiadat yang dianut:
Jawa.
-
Pembuat keputusan dalam
keluarga: Suami klien.
-
Pola komunikasi: melalui
perantaraan tulisan dan isyarat. Klien setiap ingin sesuatu selalu disampaikan
melalui isyarat atau tulisan.
-
Keuangan: JPS.
-
Ibadah sholat saat sakit tidak
bisa dilakukan hanya berdoa saja.
IV.
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap : (tgl 09 Nopember 2001)
Hb :
10,2 g/dl Diff :
Leukosit
: 5,4 x 103/UL Eos : -
Erytrosit : 3,51 x 1 juta /UL Baso : -
Trombosit
: 251 X 103/UL Stab : 7
PCV : 31,1 % Seg : 77
MCV :
88,6 pg Lym : 16
MCH : 29,1 g/dl Mono : -
MCHC : 32,8 Albumin
: 2,4 g/dl
Tgl. 11 Nopember 2001
Bilirubin direk : 1,26 mg/dl Bilirubin Total : 2,02
mg/dl
SGOT : 136 U/L SGPT : 68 U/L
Fosfatase
Alkali : 887 U/L Albumin
: 1,95 g/dl
Analisa gas darah,tgl.11 Nopember
2001
pH :
7,419
HCO3 : 17,6 mmol/L
pCO2 : 27,9
mmHg BE :
- 6,9 mmol/L
pO2 : 52,6 mmHg
O2 sat. : 88,4 % ctCO2 : 18,5 mmol/L
USG Abdomen,tgl.7 Nopember 2001
Kesimpulan : USG Abdomen saat ini
mengesankan suatu cholesistitis dng
kecurigaan obstruksi extra hepatal.
Foto Thorax
AP : tgl. 4 Nopember 2001
Kesimpulan :
Mengesankan oedema paru
DD/KP.
1.
Terapi
Infus KAEN MG3 1000/24 jam
Cefotaxime inj.
3 x 1 gr Jayacin inj.2 x 200 mg.
Gastridin
inj. 3 X 1 amp Bisolvon 3 x 1 tab/PO
Bicombion 1 x 1
amp/IM Xylomidon 4 x 2 cc/IM
Albumin 25 % 100 cc/IV
Fisioterapi napas + suction tiap 3 jam
Oral hygiene
Mika/miki
Sonde 8 x 200 cc (Susu ensure) +
extra telur 3 x 1 butir
ventilator
Biggler :
-
Resp.Mode : BIPAP 8
-
P1 25 ; P2
6
-
Insp. MV/TV :450
-
Frekuensi : 14/14
-
F1 O2 :
40 %
Mahasiswa,
ANALISA
DATA
DATA
|
KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
|
MASALAH
|
TANDA TANGAN
|
S :Klien tampak gelisah.sesak napas
O:RR=26 x/mnt Sekret banyak &
kental,retraksi da-da,napas dangkal, ronchi (+),ETT
ter-pasang serta repira tor mode Biggler BIPAP
8 F1O2 45 % P 25 P2 6 Ti 1 ½
|
ARDS
↓
Terpasang ETT
+ ventilator + Proses penyakit
↓
Peningkatan
jumlah & viskositas sekret/sputum paru
↓
Bersihan
jalan napas tdk efektif
↓
sesak
napas
|
Bersihan jalan napas tdk efektif
|
|
S:Klien
gelisah,pu-cat & berkeringat dingin
O:RR=26
x/mnt, Nadi=114 x/mnt, retraksi dada, per-napasan dibantu ventilator,foto
Thorax AP = Oede-ma paru, Blood Gas Analysis:
pH:7,419 HCO3:17,6 mmol/L
pCO2 : 27,9 mmHg BE :
- 6,9 mmol/L pO2 : 52,6 mmHg O2 sat. : 88,4 % ctCO2: 18,5
mmol/L
|
ARDS
↓
Akumulasi
protein & cairan dlm interstisial/area alveolar,Hipoventilasi alveolar
↓
Atelektasis
↓
Pengembangan
paru terganggu + ventilasi dan perfusi paru terganggu
↓
Gangguan
pertukaran gas
↓
Sesak
napas
|
Gangguan
pertukaran gas
|
|
S: -
O:Albumin=
1,9 g/dl diare sudah 2 hari BB=45
kg,TB= 152 cm. Suhu=388 oc.
|
ARDS
↓
Sepsis
↓
Peningkatan
kebutuhan metabolik & gangguan kemampuan mencerna
↓
gangguan
nutrisi
|
Gangguan
Nutrisi: kurang dari kebutuhan
|
|
S: -
O:ETT terpasang, ventilator terpasang, klien
tampak diam.
|
ARDS
↓
Terpasang ETT
+ ventilator (Hambatan fisik)
↓
Ketidak
mampuan u/ bicara
|
Kerusakan
komunikasi verbal
|
|
S:Klien
menjelas kan
lewat tulisan & isyarat anaknya ada 3 org masih kecil-kecil,ia takut
men-dengar bunyi mesin ventilator serta suasana ruangan ICU
O:Nadi=114
x/mnt, RR=26 x/mnt,ke-ringat dingin,serta sulit tidur.
|
ARDS
↓
Ancaman
kematian, Ketergantungan pd dukungan ventilator & perubahan kesehatan
serta peran sebagai ibu
↓
Cemas/takut
|
Cemas
|
|
Diagnosa Keperawatan :
1.Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi
jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan
nafas
2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi,
penumpukan cairan di permukaan alveoli
3.Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Peningkatan metabolik dan gangguan mencerna.
4.Kerusakan Komunikasi verbal berhubungan
dengan hambatan fisik (terpasang ETT
& ventilator).
5.Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan ,
perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia)
ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan
merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL & N0
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN & HASIL YG
DIHARAPKAN
|
RENCANA TINDAKAN
|
RASIONAL
|
TANDA TANGAN PERAWAT
|
13/11/01
1
|
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
berhubungan dengan hi-langnya fungsi jalan nafas, pe-ningkatan sekret
pulmonal, peni-ngkatan resistensi jalan nafas.
Tujuan :
Meningkatkan dan mempertahan kan keefektifan jalan
napas sela- ma pemasangan ventilator.
Kriteria hasil :
v Bunyi napas terdengar bersih
v Ronchi tdk terdengar
v ETT
bebas sumbatan
|
1.
Kaji kepatenan jalan napas
2.
Lakukan fisioterapi napas
tiap 3 jam
3.
Lakukan suction tiap 3 jam
v Jelaskan pada klien ttg tujuan tindak penghisapan
v Berikan oksigenasi dng O2 100% sebe-lum dilakukan
penghisapan,minimal 4 - 5 x pernapasan
v
Perhatikan
teknik aseptik,gunakan sarung tangan steril & kateter penghisap steril.
v Masukan kateter kedalam ETT
dlm keadaan tdk menghisap lama penghisapan ± 15 detik
v Atur tekanan penghisap tdk lebih dari 100 – 120 mmHg
v Lakukan Oksigenasi lagi sebelum mela-kukan penghisapan berikutnya.
v Lakukan sampai suara napas bersih
4.
Anjurkan
klien u/ melakukan teknik batuk selama penghisapan.
5.
Observsi TTV sebelum & sesudah tindakan
6.
Pertahankan suhu humidifier
tetap hangat (35 – 37,8 0c).
7.
Berikan obat mukolitik sesuai
program
8.
Monitor status hidarasi klien
|
v
Obstruksi dpt disebabkan o/
akumulasi sekret,perlengket an mukosa,perdarahan,spas-me bronkus, &
masalah dng ETT
v
U/ melepaskan sekret dari
dinding paru dng cara perkusi.
v
Tindakan u/ mengeluarkan
sekret secara mekanik
v
U/ melepaskan/mengeluarkan
sekret dari dlm paru
v
Deteksi dini adanya kelain-
an.
v Membantu mengencerkan sekret paru.
v
Mengencerkan sekret
v
Mencegah sekret mengental
|
|
12/11/01
2
|
Gangguan pertukaran gas ber-hubungan dengan alveolar
hipo-ventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli.
Tujuan :
Pertukaran gas kembali normal selama dan sesudah pemasangan
ventilator.
Kriteria hasil :
Hasil analisa gas darah normal :
PH(7,35 – 7,45),PO2( 80 – 100 mmHg),PCO2(35-45
mmHg),BE (-2 - +2),tdk cyanosis.
|
1.
Cek analisa gas darah bila
dilakukan perubahan setting ventilator.
2.
Kaji status pernapasan,catat
peningkatan res- pirasi atau perubahan pola napas
3.
Pertahankan jalan napas bebas
dari sekresi
4.
Monitor tanda & gejala
hipoksia
5.
Berikan istirahat yang cukup.
6.
Berikan obat-obatan sesuai
program medis:
Injeksi Cefotaxime 3 x 1 gr/IV
Injeksi gastridin 3 x 1 amp/IV
Injeksi Jayacin 2 x 200 mg/drif
Injeksi Bicombion 1 x 1 amp/IM.
Bisolvon 3 x 1 tab/PO
Xyllomidon 4 x 2 cc/IM
|
v
Evaluasi keefektifan setting
ventilator yg diberikan.
v
Takipneu adalah mekanisme
kompensasi u/ hipoksemia & peningkatan usaha napas.
v
Sekresi menghambat
kelan-caran udara bernapas.
v
Deteksi dini adanya kelain-an
v
Menyimpan tenaga klien &
mengurangi penggunaan oksigen.
v
U/ mencegah bertambah
parahnya penyakit.
|
|
12/11/01
3
|
Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Peningkatan metabolik dan gangguan mencerna.
Tujuan :
Nutrisi klien terpenuhi dalam 5 x 24 jam
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB,nilai Lab. Albumin Normal (3,5 – 4,2
g/dl).
|
1.
Evaluasi kemampuan penyerapan
terhadap sonde yg diberikan
2.
Berikan diit sonde 8 x 200 cc
(susu + extra telur 3 x 1 butir) & catat disatatus
3.
Timbang BB sesuai indikasi
4.
Kaji fungsi GI, seperti :
Perubahan lingkar abdomen,mual/muntah,diare/konstipasi atau adanya
perdarahan.
5.
Berikan Albumin 25 % 100 cc/IV
6.
Awasi hasil pemeriksaan
Lab.lainnya spt : Serum,tranferin,BUN/Kreatinin & glukosa.
|
v Untuk mengatahui kemam-puan lambung menyerap makanan.
v Meningkatkan pemasukan serta u/ memudahkan pe-mantauan.
v Kehilangan BB bermkana (7 % - 10 % BB)Memberi kan petunjuk ttg katabolis-me,simpanan
glikogen otot & sensitivitas thd ventilator
v Fungsi GI penting u/ peng-gunaan makanan enteral. Scr mekanik
klien dng ban-tuan ventilasi berisiko u/ mengalami distensi abdo-men (udara
terjebak dlm ileus & perdarahan gaster
v U/ meningkatkan albumin hingga kembali normal
v Memberikan informasi ttg dukungan nutrisi yg adeku-at/perlu
perubahan.
|
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
TGL
|
JAM
|
TINDAKAN
|
TANDA TANGAN
|
13/11/01
|
08.00
s/d
09.30
09.45
10.00
10.35
11.00
11.20
11.45
12.10
12.20
13.25
13.45
|
v
Fisioterapi napas, batuk
& suction
v
Memberikan sonde susu 200 cc
+ extra telur 1 butir + Bisolvon 1 tab
v
Memberikan : inj. Cefotaxime 1 gr/IV
Inj. Gastridin
1 amp/IV
Inj. Bicombion
1 amp/IV
Inj. Jayacin
200 mg/IV drif
v Melakukan oral hygiene
v Melakukan mobilisasi mika/miki
v Melakukan observasi TTV
& kesadaran tiap jam
v Membantu melakukan setting pada ventilator
v Melakukan fisioterpai napas & suction
v Memberikan sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab
v Membantu klien BAB
v Memberikan Albumin 25 % 100
cc/infus
v Memonitor produk urine tiap jam
v Memberikan inf. KAEN MG 3
20 tts/mnt
v T= 104/70 mmHg,Nadi=120 x/mnt,RR=32 x/mnt,Suhu= 37,70c,kesadaran
compos mentis, Produksi urine/7 jam= 640 cc.
|
|
14/11/01
|
14.00
s/d
15.45
16.20
16.45
17.00
17.25
18.35
19.10
20.45
|
v
Fisioterapi napas,batuk & suction
v
Memberikan sonde susu 200 cc
+ extra telur 1 butir + Bisolvon 1 tab
v
Memberikan : Inj. Cefotaxime
1 gr/IV
Inj. Gastridin 1
amp/IV
Inj. Jayacin 200
mg/IV drif
v
Melakukan mobilisasi
mika/miki
v
Memonitor TTV,kesadaran & produk urine klien
v Memvalidasi BB klien 44,5 kg TB= 152 cm.
v Memonitor humidifier =370c
v Melakukan fisioterapi napas,batuk & suction
v Memberikan sonde susu 200 cc + Bisolvon 1 tab + Diatab 1 tab +
Imodium 1 tab.
v Memberi semangat & keyakinan kepada klien agar mempasrahkan
kepada Tuhan YME serta petugas.
v Mendampingi klien mengajak bicara dng isyarat & tulisan +
mengkaji tingkat kecemasan klien.
v T=97/70 mmHg,Nadi= 104 x/mnt, RR= 16 x/mnt,Suhu= 37,80c,kesadaran
compos mentis,Produksi urine/7 jam= 580 cc.
|
|
15/11/01
|
08.00
s/d
09.25
10.25
10.35
10.55
11.15
11.45
12.00
12.40
13.45
|
v
Melakukan fisioterpai
napas,batuk & suction
v
Memberikan sonde susu 200 cc
+ Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab,Imodium 1 tab
v
Melakukan oral hygiene
v
Memberikan :Inj. Cefotaxime 1
gr/IV,Inje.gastridin 1 amp/IV,Inj. Jayacin 200 mg/ drif dlm 1 jam
v
Mobilisasi mika/miki
v
Memberikan Neurobat inj. 1
amp dlm KAEN MG 3 (ganti Bicombion
inj.)
v
Memonitor TTV,kesadaran & produksi urine tiap jam
v
Mengkaji keadaan diare klien
(+)
v
Memberikan sonde 200 cc+
Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab (Imodium K/p).
v
Mengambil specimen darah
& sputum u/pemerikasaan DL,FH & kultur
v
Memonitor humidifier= 37,10c
v
Mencatat hasil lab.:Biakan
kultur darah : Pseudomonas aeruginusa
(Tgl.12/11/01) Biakan
dahak : tidak ada
perkembangan bakteri gram.
v
T=95/68 mmHg,Nadi=104
x/mnt,RR=18 x/mnt,Suhu=37,50c kesadaran compos mentis,produksi
urine/7 jam=760 cc
|
|
16/11/01
|
08.00
s/d
09.45
10.00
10.45
11.00
11.25
11.30
|
v
Melakukan fisioterapi
napas,batuk & suction
v
Memberikan sonde susu 200 cc
+ extra telur 1 butir + Bisolvon 1 tab,diatab 1 tab.
v
Melakukan oral hygiene
v
Mobilisasi mika/miki
v
Memberikan inj. Cefotaxime 1
gr/IV,Jayacin 200 mg/drif dlm 1 jam
v
Memonitor kesadaran &
produksi urine tiap jam
v
Memberikan Neurobat 1 amp dlm
KAEN MG 3
v
Melakukan fisioterapi
napas,batuk & suction
v
Memberikan sonde susu 200 cc
+ Bisolvon 1 tab,Diatab 1 tab
v
T=100/68 mmHg,Nadi=102
x/mnt,RR= 18 x/mnt,Suhu= 37,20c,kesadaran compos mentis,produksi
urine/4 jam = 460 cc
|
|
EVALUASI
TGL
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
EVALUASI
|
TANDA TANGAN
|
16/11/01
|
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal,
peningkatan resistensi jalan nafas.
|
S: Klien masih merasa sesak napas
O:Produksi sekret (+)kental & banyak,napas dangkal,ronchi
(+),RR=18 x/mnt,sianosis (-),keringat dingin (+).
A:Masalah belum teratasi,bersihan jalan
napas belum efektif
P:Teruskan rencana intervensi No.1 s/d 8
|
|
16/11/01
|
Gangguan pertukaran gas berhubung an dengan alveolar
hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli.
|
S: Klien gelisah,pucat & berkeringat
dingin
O:RR=18 x/mnt, Nadi=102 x/mnt, retraksi dada, pernapasan
dibantu ventilator Blood Gas Analysis (Masih TGl.11/11/01):
pH:7,419;HCO3:17,6
mmol/L;pCO2 : 27,9 mmHg;BE
: - 6,9 mmol/L pO2 : 52,6 mmHg; O2 sat. : 88,4 %;ctCO2: 18,5 mmol/L.
A:Masalah belum teratasi,gangguan pertukaran gas masih terjadi
walau sudah dibantu dng ventilator
P:Teruskanrencana intervensi No. 1 s/d 6
|
|
16/11/01
|
Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Peningkatan metabolik dan gangguan mencerna.
|
S: -
O:Albumin= 1,9 g/dl, diare (-) BB=44,5 kg,TB= 152 cm. Suhu=372 oc.
A:Masalah tertasi sebagian
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar