Senin, 04 Juni 2012

askep anemia


TINJAUAN TEORITIS
ANEMIA

A.                Pengertian
Anemia    :       Berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoghlobin dalam + mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan dalam 100 ml darah
Anemia            gejala dan kondisi yang mendasar, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau urang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah ( Doengos dkk)
Anemia            suatu keadaan dimana  sel darah merah, HB, hematikrit randah.

B.                 Klasifikasi dan Etiologi
1.      Anemia post hemoragic
a.       Akibat pendarahan yang masif : kecelakaan, luka operasi, uklkus epticum, partus dengan pendarahan
b.      Pendaerahan yang menahun : penyakit cacingan
2.      anemia defisiensi
terjadi karena kekurangan bahan baku pembuatan sel darah merah atau kurangnya factor pematangan eritrosit (zat besi, asam folat, vit B 12, protein, pyridoxine, erithropoetin.
3.      Anemia hemolitik
Terjadi karena pengnhancuran (hemilisis) eritrosit yang berlebihan
a.       Faktior intrasel
Thalasemia, hemoglobinapati (thalasemia HbE, sicle CEH anemia), congenital sphrocytosis, defisiensi enzim eritrosit (G GPD, piruvatekinase, giutathion reduktase
b.      Factor ekstra sel
Intoksikasiinfeksi (mlaria, immunologic) blood group incompatibility, reaksi hemolitik pada transfuse darah
4.      Anemia aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sum-sum tulang (kerusakan sumsum tulang)

C.                Fatofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum (mis ; berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui pendarahan atau hemolisis (destrusi). Pada kasus yang terakhir masalahnya dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destrusi sel darah merah.
Lisis sel darah mearah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama, dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping dari proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemilisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang; kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera)
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai kelainan hemolitik, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
1.      Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus dengan gejala :
a.       Nyeri epigastrium terlokalisasi
b.      Nyeri hilang sesudah makan
c.       Nyeri saat lapar
d.      Nyeri episodik
2.      Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas
a.       Mudah kenyang
b.      Perut cepat terasa penuh saat makan
c.       Mual muntah
d.      Upper abdominal bloatis
e.       Terasa tak nyaman bertambah saat makan
3.      Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)
Pembagian akut dan kronik atas waktu tiga bulan
D.                Pemeriksaan penunjang
1.      Pemeriksaan radiology
a.       OMD dengan kontras ganda
b.      Serilogi heterobakter pyolori
c.       Urea breth test
2.      Endoskopi (CLO, patologi anatomi, MO jaringan, PCR)
E.                 Penatalaksanaan
1.      Antacid 20-150 ml/hari
2.      Antikolinergik
3.      Antagonis receptor H2 (cimetidin, ranitidine, roksatidin, femotidin)
4.      Penghambat pompa asam (omeprazol, lansoprazol, partoprazol)
5.      Sitop protektif (PGE I dan PGE 2)
6.      Golongan prokenitik (sisaprid, domperidin, metilklorpramid)















DAFTAR PUSTAKA

1.      Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 dan 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2.      Mansjoer, Arief et al. 2001. Kapita selekta kedokteran. Jilid 1 Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius






















ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DISPEPSIA
PADA RUANG PERAWATAN JAMRUD/PENYAKIT DALAM
RSU. H. DAMANHURI BARABAI

I.       BIODATA
A.    Identitas Pasien
Nama/umur                             : Tn. A             57 tahun
Suku bangsa                            : Banjar / Indonesia
Agama                                     : Islam
Status marital                          : Kawin
Bahasa yag digunakan                        : Banjar
Alamat                                                : Jln. Putra Harapan
B.     Penanggung Jawab Pasien
Nama                                       : Ny. A
Umur                                       : 49 tahun
Hubungan dengan klien          : Istri
Tempat/alamat                         : Banua Binjai Kec. Barabai
Pekerjaan                                 : Ibu Rumah Tangga  
C.     Tanggal Masuk RS               : 26 juli 2006
D.    Tanggal Pengkajian              : 27 juli 2006








II.               ALASAN MASUK RS
A.    Alasan dirawat
Klien merasa kepalanya pusing-pusing, tidak nafsu makan dan badannya terasa panas.

B.     Keluhan utama
a.       Provocative/Palliative
Klien tidak ada nafsu makan, factor yang memperberat muntah apabila mengkonsumsi makanan dan obat oral. Usaha yang dilakukan menganjurkan banyak-banyak minum air putih
b.      Quality/Quantity
Klien merasa tubuhnya lemas, tidak bertenaga untuk melakukan aktifitas.
c.       Regional
Klien merasa tubuhnya lemah dan badannya panas seluruh tubuh
d.      Severity Scale
Klien nampak lemah, tidak bisa digerakan secara keseluruhan dan berbaring ditempat tidur. Skala nyeri 2 (nyeri sedang)
Keterangan :
0    : tidak ada nyeri
1    : nyeri ringan
2    : nyeri sedang
3    : nyeri berat
4    : nyeri berat sampai pingsan
e.       Timing
Kien merasakan mual muntah 3 hari yang lalu ( 25 juli 2006).
Mual muntah akan timbul apabila klien mengkonsumsi dan minum onat oral.
III.            RIWAYAT KESEHATAN
A.    Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit
            Pasien sebelumnya tidak pernah masuk RS, penyakit yang dideritanya flu dan demam. Usaha yang dilakukan  yaitu dengan membeli obat di toko atau di warung

B.     Riwayat Kesehatan Sekarang
Rabu 26 juli 2006 klien datang ke Poli Penyakit Dalam dan setelah diperiksa lalu klien disuruh untuk rawat inap di RSU. H. Damanhuri Barabai
C.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini dan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, maupun penyakit menular seperti TBC maupun HIV/AIDS

IV.             AKTIVITAS SEHARI-HARI
1.      Makan  dan Minum / Nutrisi
Di rumah klien dalam 1 hari hanya tiga kali makan dengan sediaan makanan ikan, sayur, maupun buah-buahan ditambah air putih/ teh sebanyak 5-6 gelas sehari
Selama di RS sediaan makanan dalam bentuk bubur, klien tidak nafsu makan dan hanya menghaiskan 2-3 sendok makan saja, minuman yang diminum klien air teh/ air putih
2.      Eliminasi ( BAB dan BAK )
Di rumah, BAB frekuensinya satu kali dalam sehari, warna kuning dan konsistensi padat, lunak dan baunya khas feses serta tidak ada kelainan, BAK ±5-7 kali sehari
3.      Istirahat dan Tidur
Di rumah klien istirahat dan tidur pada siang selama 1-2 jam, malam sekitar 6-7 jam. Di RS klien bedrest total
4.      Aktivitas
Di rumah klien dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari.
Di RS, bedrest dan kegiatannya dibantu oleh keluarga
5.      Kebersihan Diri
Di rumah, klien mandi 3 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan potong kuku satu kali seminggu, sedangkan di RS klien tidak dapat melakukan personal hygiene tetapi dibantu oleh keluarga klien dengan cara diseka
6.      Rekreasi
Di rumah biasanya nonton TV dan mendengarkan radio sedangkan di RS bedrest.
V.               PSIKOSOSIAL
a.       Psikologis
Terkadang klien merasa cemas apakah penyakitnya dapat disembuhkan. Klien mampu beradaptasi dan menerima keadaanya serta dapat menahan emosi. Keadaan klien sekarang ini cuma pasrah terhadap kesembuhannya
b.      Social
Hubungan klien dengan tenaga kesehatan, keluarga, dan sesama pasien harmonis ditinjau dari komunikasi klien
c.       Spritual
Klien beragama islam. Selama pasien dirawat di RS pasien tidak dapat melakukan ibadah rutin (shalat) seperti biasanya karena tidak bisa bangun dari tempat tidur

VI.                   PEMERIKSAAN FISIK
A.    Keadaan Umum
Klien tampak lemah
Tanda-tanda vital pada hari kamis 27 juli 2006
      N               : 86 x / menit
      S                : 37, 8­o C
      TD             : 120/ 80 mmHg
      RR             : 24 x menit

B.     Head to Too
1.      Kepala dan Rambut
Bentuk kepala simetris, rambut hitam keputih-putihan karena beruban dan tidak terdapat kotoran
2.      Mata  dan Penglihatan
Struktur mata simetris, tidak ada kotoran disela-sela mata, gerakan bola mata baik, konjungtiva tidak anemis, visus mata normal (dapat membaca dalam jarak 30 cm)
3.      Hidung  dan Penciuman
Bentuk hidung simetris, tidak ada benda asing lannya, fungsi penciuman baik ( dapat membedakan bau obat-obatan)
4.      Telinga dan Pendengaran
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan serumen pada lubang telinga, fungsi penciuman baik serta tidak menggunakan alat bantu pendengaran
5.      Mulut
Mukosa bibir kering, fungsi pengecapan baik dan dapat menelan makanan dengan baik

6.      Leher
Tidak terjadi penbesaran kelenjer tiroid, leher tidak kaku, dapat digerakan kekanan dan kekiri, kukit leher tidak ada kotoran
7.      Thorak
Inspeksi           : gerakan dada simetris dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan
Palpasi             : tidak ada nyeri tekan didaerah dada klien
Auskultasi       : tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
8.      Abdomen
Inspeksi           : bentuk simetris, tidak ada kotoran
Palpasi              : nyeri tekan pada kanan bawah
Perkusi            : gerakan peristaltic 8x/menit
Auskultasi       : tympani
9.      Ekstremitas
Ekstremitas atas          : kedua ekstremitas dapat digerakan, sebelah kanan terpasang infuse RL/DS 30 tts/mnt
Ekstremitas bawah : dapat bergerak bebas tanpa adanya pembatasan, tidak adanya lesi, odema
11.  Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit buruk (kembali lebih dari 2 detik). Suhu 37,8oc

VII.         PEMERIKSAAN PENUNJANG
I.    Pemeriksaan Laboratorium
      a. Widal (-)
      b. Hematology
                  - Hb                 : 11,1 gr%
                  - Lekosit          : 21-320 / mm
                  - Seg                : 91%
                  - Lymp                        : 0%
                  - Mono            `           : 3%
                  - LED              : 115 mm/1 jam, 138 mm/2 jam
      c. Kimia darah
                  - SGOT           : 72,09 u/l
                  - SGPT            : 119 u/l
      d. Urine
Warna kuning, kejernihan agak keruh, berat jenis 1.005, pH : 6,5, protein (+), urubillnogen (-), leukosit 50-70, eritrosit 10-15, epitel selinder (-), bakteri (+), kristal Ca carbonat

VIII.      PENGOBATAN
Cepotaxime           1 gr/ 12 jam
Radin                    1 amp/12 jam
Vomedik               1 amp/ 8 jam
RL/DS                   30 tts/ menit
Sanmol                  3x 1
Uripas                    2x 1









IX.             ANALISA DATA          

NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
DS : Klien mengatakan mual
        muntah
DO :  - Klien muntah lebih 3
             kali
-          Mokusa bibir kering
-          Turgor kulit buruk
-          Intake cairan kurang dari 2
   gelas/ hari
-          Out put cairan lebih
  dari 1,5 liter/ hari
Output yang berlebihan
Peningkatan suhu tubuh
2
DS : Pasien mengatakan tidak
        ada nafsu makan
DO : - Klien terlihat lemah
         - Porsi makanan yang
            disediakan tidak
            dihabiskan hanya 2-3
            sendok saja
Anorexia
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3
DS  : Klien mengeluh demam
DO : Kulit teraba hangat dengan
         suhu 37,8oc
Proses infeksi
Peningkatan suhu tubuh





X.                DAFTAR  MASALAH
No
Diagnosa Keperwatan
Tanggal Muncul
Tanggal Teratasi
1












Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit Berhubungan Dengan Output Yang Berlebihan
DS : Klien Mengatakan Muntah-
       Muntah
DO : - Klien Muntah Lebih Dari 3
           Kali
        - Mukosa Bibir Kering
        - Turgor Kulit Buruk
        - Intake cairan kurang dari 2
          gelas/ hari
        - Output cairan lebih dari 1,5
          liter/hari
26 / 07 / 06





2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia
DS : Klien mengatakan tidak nafsu
        makan
DO :
-          Klien terlihat lemah
-          Porsi makananyang disediakan hanya 2-3 sendok saja
26 juli 2006

3
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
DS : Klien mengeeluh demam
DO:Klienteraba hangat,suhu 37,8oc
26 juli 2006


VIII.                  INTERVENSI KEPERAWATAN

No
Hari /Tanggal
No Diagnosa
Tujuan
Rencana Kep.
Rasional
1
Rabu
27 juli 2006
I
Kebutuhan cairan dan elektrolit dapat terpenuhi dalam 3 hari perawatan dengan criteria :
-          Klien tidak muntah lagi
-          Mukosa bibir lembab
-          Turgor kulit baik

-          Kaji status hidrasi, ubun-ubun dan mata cekung
-          Kaji tanda-tanda vital
-          Monitor intake dan output caian dan elektrolit
-          Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan dan cairan
-          Merupakan perbandingan data dalam pemberian terapi
-          Mengetahui perkembangan klien
-          Menentukan kehilangan dan kebutuhan akan cairan
-          Mencegah dehidrasi
2
Rabu
27 juli 2006
II
Selama 3 hari perawatan nutrisi terpenuhi dengan criteria :
-          Klien tidak lemah
-          Porsi makanan yang disediakan dapat dihabiskan
-          Anjurkan klien untuk makan tetapi sering
-          Beri motivasi pada klien untuk makan dengan orang lain
-          Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet tinggi protein
-          Menghindari perasaan penuh dan mencegah muntah
-          Meningkatakan selera makan
-          Dapat mempercepat proses penyembuhan
3
Rabu
27 juli 2006
III
Dalam satu hari perawatan suhu tubuh kembali normal dengan criteria :
-          Tidak demam lagi dan dan mukosa bibir tidak kering

-          Kaji tanda-tanda vital
-          Anjurkan untuk banyak minum air putih
-          Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik dan antibiotic
-          Mengetahui perkembangan klien untuk melakukan intervensi
-          Mengganti cairan yang keluar
-          Untuk mengatasi demam klien





XI.             IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No
Hari/tanggal
Diagnosa
keperawatan
Implementasi
Evaluasi
1
Kamis
27/07/06
I
1.      Kaji status hidrasi, ubun-ubun dan mata cekung
2.      Kaji tanda-tanda vital
3.      Monitor intake dan output cairan dan elektrolit
4.      Kolaborasi dengan pemberian obat-obatan dan ciran dengan dokter, infuse RL/ DS 30 tts/ menit
S : Klien mengatakan mual muntah
O :
-     Klien muntah lebih 3 kali
-     Mukosa bibir kering
-     Turgor kulit buruk
-     Intake cairan kurang dari 2
      gelas per hari
-          Output cairan lebih dari 1,5 liter/ hari
A : Masalah tentang keseimbangan
P : Intervensi lanjutkan
2
Kamis
27/07/06
II
1.      Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
2.      Beri motivasi klien untuk makan dengan orang lain
3.      Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet tinggi protein
S : Klien mangataqkan tidak ada  nafsu makan
O :
-   Klien terlihat lemah
-   Porsi makanan yang diediakan
    tidak dihabiskan hanya 2-3
    sendok saja
A : Masalah nutrisi belum teratasi
P  : Intervensi lanjutakan
3
Kamis
27/07/06
III
1.      Kaji tanda-tanda vital
2.      Anjurkan klien unutk banyak minum air putih
3.      Kolaboraqsi dengan dokter dalam pemberian antipiretik (sanmol syrup 3x 1) dan antibiotic (cepotaxim 1 amp/ 12 jam, IV)
S  : Klien mengeluh demam
O : Kulit terasa hangat
A : Masalah demam belum teratasi
P  : Lanjutkan intervensi



XII.         CATATAN PERKEMBANGAN       

No
Hari/Tanggal/Jam
Diagnosa
Keperawatan
Catatan Perkembangan
1
Jum’at
 28/07/06
Jam 11.00
I
S  : klien mengatakan mual muntahnya sudah berkurang
O :
- Klien muntah 1 kali
- Mukosa bibir agak lembab
- Turgor kulit membaik (kembali dalam 2 detik)
- Intake cairan 4-5 gelas/ hari
- Output cairan lebih dari 1,5 liter/ hari
A : Masalah teratasi sebagian
P  : Pertahankan intervensi
2
Jum;at
 28/07/06
Jam 11.00
II
S  : Pasien mengatakan mulai nafsu makan
O :
- Klien terlihat lebih segar
- Porsi makanan yang disediakan dihabiskan separu
A : Masalah teratasi sebagian
P  : Pertahankan intervensi
3
Jum;at
 28/07/06
Jam 11.00
III
S  : Klien tidak mengelah demam lagi
O : Kulit teraba hangat dengan suhu 36,5oc
A : Masalah teratasi
P  : Hentikan intervensi



1 komentar:

  1. baground'a bguuss ch
    tapiii,,tulisanth jd kurang bisa d lihatttt

    BalasHapus